WellCome to BLoGue


JUST HAVE FUN PLENDZ

Jumat, 05 Agustus 2011

STUDI KELAYAKAN USAHA "SKU"

Studi Kelayakan Usaha adalah suatu studi penelitian yang dilakukan untuk mengetahui layak atau tidak layaknya suatu usaha baru untuk dijalankan jika dilihat dari 4 aspek, yaitu aspek Pasar dan Pemasaran, aspek Teknis dan Teknologi, Aspek Manajemen dan Organisasi, serta aspek Keuangan.
Dikarenakan untuk mengetahui kelayakan atau ketidaklayakan dari suatu usaha maka SKU ini harus dirancang terlebih dahulu dengan hati-hati sebelum suatu usaha akan dijalankan agar tidak terjadi kesalahan dimasa depannya.
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai aspek-aspek dalam SKU tersebut adalah sebagi berikut:
1. Aspek Pasar dan Pemasaran,
    Sebelum memulai sebuah usaha, seorang pengusaha harus mengetahui terlebih dahulu kondisi pasar dari usaha yang akan dibentuknya tersebut. Ini dikarenakan aspek pasar dan pemasaran merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam menentukan hidup atau matinya suatu perusahaan.Karena akan jadi percuma saja usaha itu dikerjakan/dijalankan jika usaha tersebut tidak tidak memiliki pasar.Adapun langkah-langkah dalam penentuan aspek pasar dan pemasaran adalah sebagai berikut:
a. Gambaran pasar,
    Kondisi pasar digambarkan berdasarkan deskripsi dari produk yang akan ditawarkan dan wilayah pemasaran produk. Adapun gambaran produk yang akan ditawarkan tersebut berisikan nama, jenis, dan ciri produk, kandungan produk, serta kelebihan dan kekurangan dari produk yang akan dibuat tersebut. Sedangkan untuk wilayah pemasaran produk sendiri merupakan wilayah yang akan dijadikan sebagai tempat didirikannya usaha. 
b. Peluang Pasar,
    1. Permintaan dan Proyeksi Permintaan,
    Seorang pengusaha harus mengetahui terlebih dahulu tingkat permintaan dari produk yang akan diproduksinya.Permintaan itu sendiri adalah sejumlah barang atau produk yang dibeli atau diminta oleh para konsumen (pembeli) pada suatu harga dan waktu tertentu. Namun pada SKU ini jumlah permintaannya dilihat dari jumlah permintaan konsumen pada produk tersebut di masa yang lalu.
Setelah didapat data mengenai jumlah produk maka selanjutnya dilakukan proyeksi permintaan produk. Proyekni permintaan ini dibuat untuk mengetahui jumlah permintaan konsumen akan produk di masa-masa yang akan datang. Penentuan proyeksi permintaan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, salah satunya adalah regresi linear (y = a + bX).
    2.Menentukan jumlah penawaran,
       Penawaran merupakan komponen selanjutnya setelah permintaan yang harus diketahui untuk mengetahui adanya peluang pasar, yakni sejumlah produk yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu kepada konsumen (pembeli).
   3. Peluang Pasar,
       Peluang pasar merupakan hasil selisih antara jumlah permintaan akan produk dengan jumlah produk yang ditawarkan.
c. Pangsa Pasar dan Rencana Penjualan,
    1. Pangsa Pasar, yaitu besarnya bagian yang ingin diambil oleh seorang pengusaha dari peluang pasar yang ada, biasanya dinyatakan dalam persent (%).
    2. Rencana Penjualan, yaitu suatu rencana yang dibuat untuk mengetahui seberapa besar jumlah produk yang akan dijual atau diproduksi pada suatu waktu tertentu. Ini dimaksudkan agar tidak ada produk yang terbuang atau terabaikan sehingga dapat menghindari terjadinya kerugian dari suatu usaha.
d. Strategi Pemasaran,
    Strategi pemasaran adalah suatu strategi yang akan dijalankan oleh seorang pengusaha agar produk yang diproduksinya dapat menarik minat para konsumen.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam strategi pemasaran, yaitu produk, harga, pendistribusian dan promosi atau yang umumnya dikenal dengan 4P (product, price, plice dan promotion) atau disebut dengan marketting mix.
1. Product, merupakan sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Salah satu hal yang harus diperhatikan pada produk yang akan diproduksi adalah mutu dan kualitas dari produk.
2. Price, harga merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam strategi pemasaran. Dalam penentuan harga dari suatu produk tidak boleh asal-asalan karena pasalnya harga dari suatu produk harus sesuai dengan produk dan manfaat produk yang ditawarkan.
3. Plice, merupakan suatu cara atau proses yang dilakukan untuk memperlancar pendistribusian produk dari pengusaha (perusahaan) kepada konsumen.
4. Promotion, merupakan suatu strategi yang dilakukan guna memperkenalkan suatu produk kepada konsumen.

2. Aspek Teknis dan Teknologi, 
Aspek teknis dan teknologis merupakan suatu aspek produksi yang berisikan uraian produk, proses produksi dari awal hingga akhir, pemilihan mesin (peralatan) dan perlengkapan, rencana kebutuhan kapsitas, pemilihan lokasi dan tata letak (layout) pabrik.
a. Uraian Produk, yakni berisikan uraian atau deskripsi dari produk, jenis dan ciri produk, serta manfaat dan keuntungan dari penggunaan suatu produk.
b. Proses Produksi,berisikan proses atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan suatu produk, yangmana dimulai dari awal sebelum peroduk tersebut jadi (bahan baku) hingga produk tersebut dikemas dan siap untuk dipasarkan (dijual).
c. Pemilihan Mesin dan Perlengkapan, 
  Sebelum melakukan pembelian mesin dan perlengkapan terlebih dahulu harus memperhatikan metode produksi yang akan digunakan dimana mesin dan perlengkapan tersebut harus tepat guna dan sesuai dengan metode produksi yang digunakan, selain itu sebelum membeli mesin juga harus memperhatikan rencana produksi yang akan dilakukan.
d. Rencana Kapasitas, 
   Kapasitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk dalam suatu periode tertentu. Kapasitas dipengaruhi oleh kemampuan mesin dan mesin yang akan mempengaruhi kapasitas perusahaan adalah mesin yang memiliki kapasitas mesin terkecil. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan kapasitas mesin adalah sebagai berikut:
Kapasitas Maksimal  = jumlah mesin x kemampuan mesin x waktu kerja/tahun
Kapasitas Normal    = jumlah mesin x kemampuan mesin x (jumlah hari kerja - waktu istirahat mesin).
dengan Utilisasi Mesin = (rencana penjualan : kapasitas normal mesin) x 100%.
e. Pemilihan Lokasi, 
   Dalam memilih lokasi tempat akan dijalankannya usaha banyak faktor yang harus  dipertimbangan seperti ketersediaan bahan baku, letak daerah pemasaran, transportasi dan fasilitas umum, dan ketersediaan tenaga kerja yang dapat mendukung berjalannya suatu usaha.
f. Tata Letak Pabrik (Layout), 
Tata letak (layout) ruang pabrik adalah pengaturan tata letak fasilitas fisik seperti mesin pengaturan tata letak fasilitas fisik seperti mesin, peralatan dan arus pergerakan tenaga kerja selama proses produksi berlangsung. Pengaturan tersebut bertujuan agar proses produksi berjalan ekonomis, aman dan nyaman sehingga tercipta suasana kerja yang menyenangkan. 

3. Aspek Manajemen dan Organisasi,
   Aspek manajemen dan organisasi merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam suatu usaha dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Dimana pada aspek manajemen dan organisasi ini sendiri berisikan gambaran umum usaha, struktur orgasnisasi, kebutuhan tenaga kerja, serta analisa dan spesifikasi pekerjaan.
a. Gambaran Umum Usaha, yakni berisikan jenis/bentuk usaha (PT, CV, UD,dll), surat izin usaha, dan profil umum usaha yang berisi nama usaha, nama pemilik, jenis/bentuk usaha, produk yang akan diproduksi,  dan surat-surat izin usaha yang diperlukan dalam pendirian usaha.
b. Struktur Organisasi, 
   Struktur organisasi merupakan suatu struktur yang sangat erat kaitannya dengan koordinasi kerja dalam sebuah perusahaan. Selain itu dengan adanya sebuah struktur organisasi yang baik, maka akan diperoleh kejelasan mengenai wewenang, tugas dan tanggung jawab dari setiap orang yang ada di dalam perusahaan.
c. Kebutuhan Tenaga Kerja,
    Kebutuhan tenaga kerja ini merupakan hasil proyeksi dari strukutur organisasi yang ada di dalam sebuah perusahaan, yangmana berfungsi untuk mengetahui seberapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan usaha yang akan dibangun. Adapun tenaga kerja tersebut terbagi dua, yakni tenaga kerja langsung, yakni tenaga kerja yang berada atau yang bekerja di lantai produksi, dan tenaga kerja tidak langsung, yakni tenaga kerja yang berada di dalam kantor yang mengontrol dan memanajemen kerja dari tenaga kerja langsung.
d. Analisa dan Spesifikasi Pekerjaan, yakni berisikan deskripsi pekerjaan dari masing-masing pekerja dan spesifikasi/persyaratan yang ditentukan dalam pemilihan tenaga kerja. Ini dimaksudkan agar perusahaan dapat menemukan orang-orang yang benar-benar ahli dalam pekerjaan-pekerjaan yang akan diberikan oleh perusahaan.

4. Aspek Keuangan,
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Dalam aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkenaan dengan investasi, kebutuhan modal kerja, biaya-biaya sampai dengan laporan keuangan perusahaan. Disamping itu tergambar juga mengenai kriteria penilaian terhadap investasi usaha yang akan dijalankan. Kriteria investasi ini merupakan suatu kriteria peniliaian yang dilakukan untuk mengetahui apakah sejumlah uang yang dikeluarkan sebagai investasi dapat menghasilkan keuntungan atau tidak jika digunakan dalam sebuah usaha.
Adapun jenis-jenis dari kriteria penilaian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Payback Period, yaitu suatu metode yang dilakukan untuk mengetahui pada periode (tahun atau bulan) ke berapa uang yang dikeluarkan sebagai investasi dapat dikembalikan. Dimana periode pengembalian investasi ini sendiri tergantung dari si pemilik investasi. Yangmana jika payback period dari usaha yang dihasilkan lebih besar dari periode waktu pengembalian investasi maka usaha yang akan dijalankan tersebut dinyatakan tidak layak, karena usaha tersebut belum mampu mengembalikan investasi yang telah digunakan dalam pendirian usaha. Begitu juga sebaliknya, jika payback period dari usaha tersebut lebih kecil dari periode waktu pengembalian investasi maka usaha tersebut sudah dapat dikatakan layak. Sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin singkat payback period maka semakin baik, karena itu berarti periode waktu pengembalian investasinya semakin cepat.
b. Net Present Value (NPV), yaitu hasil pengurangan dari total nilai sekarang (present value) dari semua arus kas yang akan diterima sepanjang umur usaha dengan total biaya investasi awal yang dikeluarkan pada permulaan usaha. 
Dimana nilai sekarang dari arus kas tersebut dihitung dengan cara mendiskontokan semua arus kas yang akan diterima dengan biaya modal atau cost of capital sebagai discount rate atau discount factornya.
Cost of capital adalah tingkat keuntungan tertinggi yang akan diperoleh seandainya dana yang digunakan untuk membiayai usaha tersebut dialihkan untuk membiayai usaha-usaha yang lain.
Adapun jika NPV lebih besar dari nol (0) atau bernilai positif maka usaha tersebut dapat dinyatakan layak, karena total present value arus masuk kas lebih besar dari total present value pengeluaran kas untuk investasi awal. Begitu juga sebaliknya, jika NPV lebih kecil dari nol atau bernilai negatif maka usaha tersebut dinyatakan tidal layak, karena total present value arus masuk kas lebih kecil dari total present value pengeluaran kas untuk investasi awal.
 c. Profitability Index (P.I), yaitu suatu perbandingan antara total nilai sekarang (present value) dari semua arus kas yang akan diterima sepanjang umur usaha tersebut dengan total biaya investasi awal yang dikeluarkan pada permulaan usaha. Dimana jika P.I lebih besar dari 1.0 berarti NPV lebih besar dari nol (+), maka usaha tersebut dinyatakan layak atau dapat diterima, namun jika P.I lebih kecil dari 1.0 berarti nilai NPV lebih kecil dari nol (-), maka usaha tersebut tidak layak atau harus ditolak atau tidak perlu untuk dilaksanakan.
d. Internal Rate of Return (IRR), yaitu suatu tingkat bunga yang akan atau dapat menyamakan antara total nilai sekarang (present value) dari semua arus kas yang akan diterima sepanjang umur usaha tersebut dengan total biaya investasi awal yang dikeluarkan pada permulaan usaha, atau dapat dikatakan bahwa IRR merupakan tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol (0). Yangmana IRR ini sendiri dicari dengan menggunakan metode coba-coba (trial and error), artinya kita harus mencoba pada berbagai tingkat suku bunga hingga diperoleh NPV sama dengan nol (0).
Adapun rumus untuk mencari nilai IRR adalah:
IRR     = i1 + {NPV1: |NPV1-NPV2|} x ( i2 - i1).

Dengan kriteria penilaian, jika IRR lebih besar dari cost of capital maka usaha tersebut dapat dinyatakan layak, tetapi jika IRR lebih kecil dari cost of capital maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan.